skip to main |
skip to sidebar
Tatanan Paugeraning Urip yang 12 di atas di ringkas menjadi tiga konsep:
1. Hubungan Manusia dengan Allah/Tuhan Yang Maha Esa
2. Hubungan Manusia dengan sesama Manusia
3. Hubungan Manusia dengan Alam Semesta.
Kesemua tatanan di tersebut di atas adalah kaitannya dengan konsep “tatanan Menembah”
1.
Sangkan Paraning Dumadi : yaitu Sangkaning Dumadi dan Paraning Dumadi
dimana maksudnya adalah agar manusia mengetahui dari mana dia berasal
dan mau kemana dia akan kembali.
2. Manunggaling
Kawulo lan Gusti : yaitu manunggaling kawulo dengan Gusti adalah dengan
melakukan smeua perintahnya, melakukan dan menuruti peraturan
peraturan yang di perintakan dengan sbeaik baiknya.
3. Kasedan Jati : yaitu dimana posisi kesadaran manusia sampai kepada tataran sangat menyadari dan
telah
melakukan atau menjalani kehidupan yang di sebutkan di atas sehingga
semua telah menuruti kehendak Allah Tuhan Yang Maha Esa. Dengan istilah
“Hidup sekali dan mati pun sekali “
II. Tuntunan Sikap terhadap Paugeraning Urip
Kaki
Semar menuntunkan sikap terhadapt Paugeraning Urip adalah dengan Kata
sesanti atau Petuah “OJO DUMEH,ELING LAN WASPODO”karena :
1.
“Ojo dumeh, Eling lan waspodo” adalah bekal manusia menghadapi ujian
dan perjuangan hidup dan menjadi senjata ampuh untuk menjadi kesatria
utama dalam menaklukan dirinyasendiri dan mewujudkan “Roso setyo lan
mituhu dumateng Gusti” serta untuk “ Hamemayu Hayuning Bawono”.
2.
“Ojo dumeh, Eling lan Waspodo” adalah sebagai penyeimbang, sehingga
pada kondisi maupun situasi apapun manusia akan selamat”Rahayu”, tidak
mudah panic dalam setiap pemecahan masalah yang di hadapinya.
3.
“ojo dumeh, Eling lan Waspodo”sebagai sarana pencegahan terhadap
kecerobohan dan kelalaian yang sering manusia lakukan, karena telah
menyadari dan memahami serta mentaati semua kaidah Agama, Budi pekerti,
maupun aturan aturan manusia lainnya.
OJO DUMEH
yang maksudnya “Jangan Mentang Mentang” adalah suatuperingatan agar
manusia tidak larut dengan pa ayang di miliki atau di jalaninya,
sehingga cendrung menjalani keputusan hidup yang negatip seperti :
1. Mentang mentang kaya, maka kita menjadi sombong dan merasa semua dapat di beli dengan uang,
2. Mentang menatng Miskin, maka kita menjadi putus asa dan mengakibatkan kita mengumpat sana sini kepada yang kaya..
Siapa yang “mentang mentang” maka suatau saat akan menjadi sebagaimana dalma pribahasa Jawa
1. Sopo sing Dumeh bakal keweleh
2. Sopo sing adigang bakal keplanggrang
3. Sopo sing Adigung bakal kecemplung
4. Sopo sing Adiguno bakal ciloko
5. Sopo sing Becik bakal ketitik
6. Sopo sing salah bakal seleh
7. Sopo sing Temen bakal Tinemu
Dengan “Ojo Dumeh,Eling lan Waspodo”, maka dalam bahasa Jawa disebutkan ..
1. Ono Luwih,Luwih soko Ono
2. Kang Kebak,Luwih dening kebak
3. Kang suwung,Luwih dening Suwung
4. Kang Pinter, Luwih dening Pinter
5. Kang Sugih, Luwih dening Sugih
Ono Luwih,Luwih soko Ono
Tatanan Paugeraning Urip yang 12 di atas di ringkas menjadi tiga konsep:
1. Hubungan Manusia dengan Allah/Tuhan Yang Maha Esa
2. Hubungan Manusia dengan sesama Manusia
3. Hubungan Manusia dengan Alam Semesta.
Kesemua tatanan di tersebut di atas adalah kaitannya dengan konsep “tatanan Menembah”
1.
Sangkan Paraning Dumadi : yaitu Sangkaning Dumadi dan Paraning Dumadi
dimana maksudnya adalah agar manusia mengetahui dari mana dia berasal
dan mau kemana dia akan kembali.
2. Manunggaling
Kawulo lan Gusti : yaitu manunggaling kawulo dengan Gusti adalah dengan
melakukan smeua perintahnya, melakukan dan menuruti peraturan
peraturan yang di perintakan dengan sbeaik baiknya.
3. Kasedan Jati : yaitu dimana posisi kesadaran manusia sampai kepada tataran sangat menyadari dan
telah
melakukan atau menjalani kehidupan yang di sebutkan di atas sehingga
semua telah menuruti kehendak Allah Tuhan Yang Maha Esa. Dengan istilah
“Hidup sekali dan mati pun sekali “
II. Tuntunan Sikap terhadap Paugeraning Urip
Kaki
Semar menuntunkan sikap terhadapt Paugeraning Urip adalah dengan Kata
sesanti atau Petuah “OJO DUMEH,ELING LAN WASPODO”karena :
1.
“Ojo dumeh, Eling lan waspodo” adalah bekal manusia menghadapi ujian
dan perjuangan hidup dan menjadi senjata ampuh untuk menjadi kesatria
utama dalam menaklukan dirinyasendiri dan mewujudkan “Roso setyo lan
mituhu dumateng Gusti” serta untuk “ Hamemayu Hayuning Bawono”.
2.
“Ojo dumeh, Eling lan Waspodo” adalah sebagai penyeimbang, sehingga
pada kondisi maupun situasi apapun manusia akan selamat”Rahayu”, tidak
mudah panic dalam setiap pemecahan masalah yang di hadapinya.
3.
“ojo dumeh, Eling lan Waspodo”sebagai sarana pencegahan terhadap
kecerobohan dan kelalaian yang sering manusia lakukan, karena telah
menyadari dan memahami serta mentaati semua kaidah Agama, Budi pekerti,
maupun aturan aturan manusia lainnya.
OJO DUMEH
yang maksudnya “Jangan Mentang Mentang” adalah suatuperingatan agar
manusia tidak larut dengan pa ayang di miliki atau di jalaninya,
sehingga cendrung menjalani keputusan hidup yang negatip seperti :
1. Mentang mentang kaya, maka kita menjadi sombong dan merasa semua dapat di beli dengan uang,
2. Mentang menatng Miskin, maka kita menjadi putus asa dan mengakibatkan kita mengumpat sana sini kepada yang kaya..
Siapa yang “mentang mentang” maka suatau saat akan menjadi sebagaimana dalma pribahasa Jawa
1. Sopo sing Dumeh bakal keweleh
2. Sopo sing adigang bakal keplanggrang
3. Sopo sing Adigung bakal kecemplung
4. Sopo sing Adiguno bakal ciloko
5. Sopo sing Becik bakal ketitik
6. Sopo sing salah bakal seleh
7. Sopo sing Temen bakal Tinemu
Dengan “Ojo Dumeh,Eling lan Waspodo”, maka dalam bahasa Jawa disebutkan ..
1. Ono Luwih,Luwih soko Ono
2. Kang Kebak,Luwih dening kebak
3. Kang suwung,Luwih dening Suwung
4. Kang Pinter, Luwih dening Pinter
5. Kang Sugih, Luwih dening Sugih
Ono Luwih,Luwih soko Ono
0 komentar:
Posting Komentar